Korelasi Niat, Akhlaq dan Solat

KH Achmad Hasyim Muzadi
KH Achmad Hasyim Muzadi

Niat yang baik akan menentukan beberapa hal. Pertama, menentukan sikap. Kedua, menentukan hasilnya. Ketiga, niat juga akan menentukan penggunaan hasil yang diraih untuk kehidupan seterusnya. 

Idza asyrokot bidayatuhu asyrokot nihayatuhu. Kalau bermula dari niat yang bersih dan cemerlang, maka insyaallah akan menghasilkan hasil akhir yang bersih dan cemerlang pula. 

Faktor niat tidak tampak dimata, tapi akan tampak pada hasil keikhlasan itu dan niat itu. Para ulama terus berjuang untuk membangun karakter umat Islam. Bahasa indonesianya kepribadian. Bahasa arabnya akhlaq. 

Akhlaq itu sama dengan kepribadian atau karakter. Bukan sopan santun. Kalau sopan santun itu adab atau etika. 

Jadi beda sekali dengan karakter. Adab, etika, sopan santun, itu bahasa jawanya unggah-ungguh. Semacam aturan yang mengatur bagaimana cara kita bergaul. Tapi kalau kepribadian adalah karakter dan akhlaq seseorang. Sopan santun bisa dibuat-buat. Tapi akhlaq sama sekali tidak bisa dibuat-buat. 

Nah, komponen dari akhlaq itu apa? Pertama habblum minalloh. Ini bedanya akhlaq dan budi luhur. Kalau budi luhur itu asalkan berbudi, maka bisa disebut berbudi luhur. Sementara akhlaq, lebih mengindikasikan budi luhur yang berangkat dari Allah dan bermuara kepada Allah. 

Ada orang Islam yang berakhlaq. Ada orang tidak Islam yang berbudi luhur. Ada lagi orang Islam tidak berakhlaq, juga tidak berbudi luhur. Ada lagi yang lain, orang tidak Islam yang berbudi luhur atau tidak berbudi luhur. Jadi semuanya berbeda. 

Akhlaq itu budi luhur yang berangkat dari tauhid menuju kepada Allah. Oleh Karen itu, komponen pertamanya adalah ibadah. Ibadah yang paling utama adalah solat. Perhatikan betul dalam solat ini jumlah dan kualitas solatnya. Jumlah solat wajib sudah jelas, 5 kali sehari. 

Solat itu juga jadi ukuran untuk stabilitas kepribadian. Orang yang solatnya tepat waktu, insyaallah akan mampu menghadapi cobaan. Ketika solatnya tidak lengkap, maka rongga untuk godaan itu bisa semakin lebar. kalau pas dilakukan terus 5 waktu, maka setiap kali kita akan belok, kita akan dibatasi oleh solat itu. 

Kalau pagi mau belok maka dibatasi solat dzuhur. Kalau waktu dzuhur mau berbuat macam-macam dibatasi solat asar. Saat asar mau belok, ada maghrib disitu. Malam hari mau klobosan, ada solat isya’. Jadi, 5 waktu solat ini menjadi stabilisator yang bisa menghindarkan kita dari prilaku menyimpang dari syariat Islam. Wallahu a’lam bishshawab.

Posting Komentar untuk "Korelasi Niat, Akhlaq dan Solat"